Kapan punya rumah sendiri? Aku bingung mau menjawabnya. Soalnya
meskipun rumah yang ditempati sudah dipasrahkan untukku, tapi ini bukan
dari hasilku, melainkan merupakan warisan orang tua.
Terkadang pertanyaan itu sering muncul. Sudah lama loh berumah tangga. Kapan Abi mau buat rumah untukku?
Aku katakan, "Bukan hanya rumah yang dibuat, tapi Abi membangunkan Istana untuk kita."
Meskipun
belum nyata, tapi kita harus punya keyakinan bahwa istana itu sudah ada
di dunia ini. Rasulullah menegaskan tentang rumah tangga beliau dengan
mengatakan, "Baiti Jannati" Rumahku adalah syurgaku. Suatu pernyataan
yang menggambarkan tentang bahagianya rumah tangga Rasulullah. Kitapun
bisa mewujudkannya, ketika kita mampu mengaplikasikan ajaran Islam dalam
setiap sisi-sisi kehidupan.
Keinginan mempunyai rumah sendiri
haruslah kuat, berbagai usaha yang halal sangat penting sekali untuk
bisa mewujudkannya. Selain itu juga, kita bukan hanya mengingin rumah di
dunia ini saja. Sebagai seorang muslim, kita harus memiliki visi yang
jauh ke depan, mampu menembus batas. Kebahagiaan yang kita raih jangan
sampai berakhir di dunia ini saja. Bagiamana kita juga berfikir agar
akhirat kelak kitapun bisa bahagia.
Di dunia ini kita ingin
memiliki rumah. Di akhirat lebih dari sekadar memiliki rumah, Allah akan
membangun Istana di syurga bagi hamba-Nya yang mau. Trus bagaimana agar
kita dapat dbangunkan istana di syurga? Berikut mudah-mudahan sangat
bermanfaat:
1. Melaksanakan Shalat Sunnah Rawatib 12 Raka’at dalam sehari
Dari
Ummu Habibah ra, ia berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah saw
bersabda, ‘Tidaklah seorang hamba muslim melaksanakan Shalat sunnah
(bukan fardhu) karena Allah, sebanyak dua belas rakaat setiap harinya,
kecuali Allah akan membangunkan sebuah rumah untuknya di Surga’.” (HR
Muslim).
Salah satu keutamaan shalat sunnah rawatib yang
diriwayatkan oleh Muslim di atas, yakni dengan shalat sunnah rawatib
sebanyak 12 raka’at adalah dibangunkannya rumah oleh ALLAH di surga.
12
raka`at itu terdiri dari 4 raka`at sebelum shalat Zhuhur, 2 raka`at
setelahnya, dan 2 raka`at setelah shalat Magrib dan 2 raka`at setelah
shalat Isya, serta 2 raka`at sebelum shalat Shubuh sebagaimana hadits
yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi.
2. Saling mendahului dalam mengucapkan Salam
Pernah
sahabat Rasulullah, Umar bin Khatab mengadukan Ali bin Abi Thalib
kepada Rasulullah. "Ya, Rasulullah, Ali bin Abi Thalib tidak pernah
memulai mengucapkan salam kepadaku..." Rasulullah lalu menanyakan hal
itu kepada Ali bin Abi Thalib. Ali bin Abi Thalib membenarkan pengaduan
Umar bin Khatab itu. "Ya, Rasulullah, itu kulakukan karena aku ingin
supaya Umar bisa mendapatkan istana di Surga! Seperti yang disabdakan
olehmu, ya Rasulullah. Bahwa siapa yang mendahului saudaranya
mengucapkan salam, Allah akan mendirikan istana baginya di Surga."
Bayangkan
dengan memberi salam kita bisa membangun istana di Surga. Dengan salam,
hati-hati kita terikat untuk saling mencintai. Kenapa kita tidak
bersegera menebar salam kepada sahabat, handai taulan, keluarga dan
saudara-saudara kita seiman? Sabda Rasulullah, "Tidaklah kalian masuk
surga hingga kalian beriman. Dan tidaklah kalian beriman hingga saling
mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang jika kalian
kerjakan niscaya kalian akan saling mencintai? Tebarkanlah salam di
antara kalian." (HR Muslim)
3. Membangun Masjid
Rasulullah
saw bersabda: “Barangsiapa yang membangun masjid dengan hartanya maka
Allah akan membangunkan sebuah rumah untuknya di surga. ” (HR Ibnu
Majah)
Dalam sebuah perjalanan biasanya ada sebagian kaum
muslimin yang membangun masjid dengan meminta sumbangan dengan cara
meminta kepada para pengguna jalan, jangan sungkan-sungkan untuk
menyisihkan beberapa rupiah untuk kita infaqkan untuk pembangunan masjid
tersebut.
Terkadang kita terlalu banyak berfikir dengan
hitung-hitungan matematis, harta yang kita infaqkan berarti akan
mengurangi harta kita, dengan demikian kita akan mengalami kerugian
dengan berkurangnya harta kita. Padahal sesungguhnya bila yang kita
pakai adalah perhitungan keimanan, maka hasilnya akan menjadi lain.
Harta sesungguhnya yang kita miliki adalah harta yang kita infaqkan,
sedangkan yang ada pada kita belum tentu menjadi milik kita. Bisa jadi
ada yang mencuri, merampok, terjadi bencana alam atau kejadian apapun
yang menyebabkan harta itu berpindah dari tangan kita
Firman
Allah swt: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah
melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha
Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. 2:261)
Dengan
menyisihkan sebagian harta yang kita miliki untuk pembangunan masjid
berarti telah membuktikan diri kita seorang mu’min. Karena dengan
demikian kita termasuk orang-orang yang memakmurkan masjid. Dan sebagai
gantinya, Allah akan mempersiapkan rumah buat kita di surga nanti.
Firman
Allah swt: “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap
mendirikan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun)
selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk
golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. 9:18)
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun" (QS. Al Mulk : 2)
berjuanglah saudaraku, jalan itu masih terbentang, kita harus berfikir positif. yakinlah selama matahari masih bersinar, selama kita masih terus berjuang, harapan itu masih ada.
Gunakan berbagai strategi, jika dari kita tidak mampu, coba dengan cara lain. Misalnya, siapa orang yang paling berpengaruh terhadap dirinya. Coba ingatkan melalui orang tersebut. Tentu harus benar-benar dapat kita percaya, jangan samapai menambah permasalahan baru.
Bisa melalui anak, saudara dari dia, orang tua dia, teman dekat dia, dll. Bangunlah komunikasi yang baik. Jika telah mampu membangun komunikasi, maka sesgala sesuatunya dapat di diskusikan untuk mencari jalan keluarnya.
Perhatikanlah hal apa sajakah yang membuatnya tidak suka. dan hal apakah sajakah yang membuat dia senang. Hindari segala hal yang membuatnya dirinya tidak suka, berusaha bahagiakan dengan hal-hal yang membuat dirinya senang.
semuanya kan berakhir. Badai pasti kan berlalu. Allah bersama orang-orang yang mau mendekatkan diri pada-Nya. Adukan masalah ini kepada-Nya, Mohon kepada-Nya agar permasalahannya dapat menemui jalan keluar.
yakinlah, ketika kita dekat dengan Allah, Maka Dia akan memberikan jalan keluar dari permalasahan yang kita hadapi. Sudahkah kita mendekatkan diri pada-Nya dengan sedekat-dekatnya