Halaman

Thursday, August 31, 2017

Hal-Hal Yang Tak Pernah Diduga


Kita tak pernah memilih dimana kita dilahirkan, juga tak akan bisa memilih dimana kita akan wafat nanti, dalam keadaan apa dan bersama siapa

Semua adalah bagian rahasia yang Allah sudah tentukan, Allah sudah takdirkan untuk semua makhluk-Nya, sebagai bagian dari keimanan

Sama seperti itu, saya tak pernah memilih dilahirkan sebagai keturunan Cina, beragama Katolik mengikuti orangtua, atau lahir di Indonesia, semua takdir

Akan tetapi Allah tidak hanya berikan takdir yang harus diimani, tapi juga anugerahkan akal bagi manusia, yang dengan itu kita bisa memilih

Apakah beriman atau tidak setelah mendapatkan petunjuk? Apakah taat pada syariat ataukah maksiat, semua itu adalah bagian yang akan Allah hisab

Memang betul, banyak sekali dalam hidup ini yang tidak sesuai dengan perkiraan kita, tidak sebagaimana yang kita harapkan atau impikan

Disitulah dilatih kemampuan menerima apapun dari Allah, dan meyakini bahwa ketetapan Allah pada kita itu yang terbaik dari-Nya bagi hamba-Nya

Alhamdulillah, bila kita sudah terikat pada hukum Allah, menaati-Nya semaksimal kemampuan, kita tak akan khawatir lagi dengan yang tak pasti

Maka mau dimanapun kita dilahirkan dan diwafatkan, tak jadi soal. Karena dimanapun kita berada, ketaatan sudah tidak dapat ditawar-tawar lagi

Bagi saya keimanan itu pilihan, dan setelah beriman Allah tunjukkan hal-hal yang tak saya duga, tak saya kira, bagi saya itulah warna indahnya hidup

Kita boleh berencana apapun, sebesar apapun, dimanapun. Jangan lupa yang terpenting itu taat, karena bila sudah taat, apapun akan jadi indah 😀😀😀

Monday, August 7, 2017

Begini Penjelasan Sederhana untuk Anak Mengapa Kita Harus Shalat 5 Waktu dalam Sehari

Begini Penjelasan Sederhana untuk Anak Mengapa Kita Harus Shalat 5 Waktu dalam Sehari
Begini Penjelasan Sederhana untuk Anak Mengapa Kita Harus Shalat 5 Waktu dalam Sehari

Sahabat Ummi, namanya anak-anak... ada banyak pertanyaannya yang sulit dijawab karena keterbatasan kita selaku orangtua untuk memberikan jawaban sesuai dengan usia dan logika mereka. Salah satunya pertanyaan tentang shalat.
Shalat tentu saja merupakan kewajiban setiap muslim yang tidak bisa ditawar-tawar, hanya ada keringanan dalam melaksanakan shalat... namun tidak ada pembenaran untuk boleh meninggalkan shalat kecuali jika seseorang sudah meninggal dunia atau meninggalkan Islam (kafir). 
Anak-anak tentu saja sering kritis bertanya, mengapa harus shalat 5 waktu dalam sehari semalam? Kita bisa saja menjawab bahwa itu adalah perintah Allah pada setiap muslim, tidak usah ditanya-tanya kenapa, akan tetapi jawaban seperti ini bisa jadi tidak memuaskan logika anak-anak. Bagaimana cara menjawab yang lebih pas untuk anak-anak?
Pertama, kita bisa membandingkan shalat dengan makan. Bukankah manusia makan 3x sehari supaya sehat? Makan adalah kebutuhan badan kita, nah... kalau shalat itu adalah kebutuhan ruh kita. Seseorang yang meninggalkan shalat, ruhnya akan lemas dan bisa mati sebagaimana manusia yang tidak makan akan bisa mati. Dengan mengibaratkan shalat sebagai kebutuhan sebagaimana makan, anak-anak akan lebih memahami... karena mereka tahu benar rasanya lapar kalau tidak makan. Kita bisa tambahkan penjelasan bahwa ruh yang kelaparan biasanya bisa terlihat dari sifat kurang sabar, mudah berkata kasar, mudah berbuat kejahatan. Sedangkan ruh yang 'kenyang' karena rutin shalat dengan benar akan terjauh dari sifat-sifat buruk tersebut.
Kedua, kita bisa mengingatkan anak-anak tentang nikmat yang mereka terima. "Adek bisa makan setiap hari, punya rumah untuk berteduh, punya umi dan abi, punya badan yang sehat, dan juga (sebutkan nikmat-nikmat lainnya) itu semua adalah dari Allah. Nah, Allah tidak minta bayaran apapun untuk semua nikmat tersebut, tapi... Allah ingin kita dekat dengan Allah, yakni dengan menjalankan shalat 5 waktu setiap harinya. Mudah kan?" Dengan mengingatkan mereka akan semua nikmat pemberian Allah yang mereka rasakan selama ini, mudah-mudahan anak akan lebih mengerti urgensi shalat 5 waktu tanpa mengeluh.
Demikian beberapa hal yang bisa kita sampaikan pada anak-anak mengenai kewajiban shalat 5 waktu sehari semalam, jika Sahabat Ummi memiliki tips lainnya, silakan tambahkan di kolom komentar di bawah artikel ini. Semoga bermanfaat.
Foto ilustrasi: google

Pentingnya Mengajarkan Anak Minta Izin Masuk Kamar Orangtua

Pentingnya Mengajarkan Anak Minta Izin Masuk Kamar Orangtua
Jangan Remehkan Pentingnya Mengajarkan Anak Minta Izin Masuk Kamar Orangtua

Dr Amir Faishol Fath, MA (Majalah Ummi, Kajian Al-Qur’an 02-XXIX Februari 2017)

“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum shalat Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah shalat Isya'. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebagian kamu (ada keperluan) kepada sebagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
(QS An-Nur [24]: 58)

Allah swt ingin agar keluarga orang-orang beriman membawa keberkahan tidak saja bagi anggotanya tetapi juga bagi orang lain. Supaya keluarga Mukmin membawa makna bagi kehidupan, Allah swt mengajarkan akhlak mulia yang harus dimulai dari dalam rumah.
Yang dimaksud dengan akhlak mulia yaitu adab minta izin setiap akan masuk kamar anggota keluarga yang lain. Subhanallah, nampaknya sederhana, tapi justru dari sini tiga hal penting akan terbangun; pertama,hidupnya perasaan sensitif padapelanggaran aturan. Bahwa sekalipun di dalam rumah sendiri, bersama orangtua, atau kerabat dekat, bukan berarti bebas sebebasnya. Masih ada batasan yang harus dijaga.
Kedua,terjaganya kehormatan. Islam bukan sekadar aturan hidup jasmaniah, melainkan juga aturan moral untuk menjaga kehormatan manusia. Ini bedanya Islam dengan aturan yang dibuat manusia pada umumnya. Di Barat, kehidupan bisa dikatakan teratur, bersih, dan disiplin. Tetapi mereka  tidak punya aturan akhlaqiyah. Bagi mereka, tidak masalah membuka aurat di mana saja, bahkan melakukan zina di tempat-tempat terbuka.
Ketiga,terbangunnya rasa malu. Inilah yang menjaga akhlak mulia. Manusia dikatakan manusia ketika masih mempunyai rasa malu. Ketika rasa malu sudah tiada, maka yang tersisa hanya fisiknya,sementara hakikat kemanusiaannya sudah berubah jadi binatang. Islam diturunkan untuk menjaga manusia dan kemanusiaannya.

Dua Anggota
Dalam ayat ini Allah menyebutkan dua anggota keluarga yang harus minta izin. Pertama, budak, baik laki-laki maupun perempuan.Artinya, dalam Islambudakdianggap anggota keluarga.Dengan berbagai cara, Islam berusaha meminimalisasi perbudakan. Di antaranya dengan menganjurkan agar memerdekakan mereka atau dengan menjadikan tindakan memerdekakan budak sebagai tebusan atau penghapus dosa. Tetapi aturan mengenai budak masih ada. Sebab,bisa jadi,di masa depan manusia memberlakukan kembali cara-cara perbudakan. Seandainya itu terjadi, Islam sudah punya aturannya. Termasuk aturan bagaimana memperlakukan budak dalam kehidupan berumah tangga. Adapun pembantu bukan anggota tetap keluarga, melainkan hanya sekali waktu bergabung dalam keluarga, sesuai dengan kontrak kerja. Beda dengan budak yang sepenuhnya di tangan majikannya.
Kedua, anak-anak yang belum baligh. Anak-anak akan belajar dari apa yang biasa dia lihat di dalam rumah. Bila mereka sering melihat aurat orangtuanya sejak sebelum baligh, mereka akan melakukan hal yang sama setelah baligh. Allah swt ingin agar anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang mulia. Sehingga kelak setelah baligh,mereka pun akan berakhlak mulia.Inilah rahasia mengapa anak-anak itu diberi pelajaran agar selalu minta izin setiap kali akan masuk ke kamar orang lain. Dari sini anak akan belajar membangun rasa malu dalam dirinya.
Dalam perintah minta izin liyasta’zdinkumpada ayat di atas ada huruf lam. Maksudnya lam al-amri (lam perintah). Tujuan perintah tersebut adalah agar para orangtua mengajarkan semua anggota keluarga agar mengikuti aturan tersebut. Tapi pada hakikatnya perintah itu untuk budakdan anak-anak yang menjadi anggota rumah tangga. Jika anak-anak itu belum paham, maka tugas orang dewasa untuk mengajarkannya. Seperti dalam hadits Nabi saw,“Suruhlah anak-anakmu untuk menegakkan shalat pada usia tujuh tahun dan pukullah jika tidak mau shalat pada usia sepuluh tahun,” (HR Abu Dawud).
Jadi, pada hakikatnya anak-anak yang belum baligh tidak yang termasuk mendapatkan taklifatau pembebanan. Tetapi yang mendapatkan taklif adalah orangtua mereka untuk mengajarkan etika itu sebagai pendidikan sehingga mereka kelak mempunyai akhlak dan kebiasaan yang baik. Dengan pembiasaan ini,orangtua lebih mudah membimbing anak jika sudahdewasa.

Tiga Waktu Sensitif
Allah swt berfirman.“…tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum shalat Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah shalat Isya’. (Itulah) tiga aurat bagi kamu,” (QS An-Nur [24]: 58). Berdasarkan ayat ini jelas bahwa ada tiga waktu yang sangat sensitif di mana orangtua biasanya sedang dalam kondisi santai, melonggarkan pakaian, baik sedang melakukan hubungan suamiistri atau sedang tidur.
Biasanya setiap orang merasa bebas membuka pakaian di dalam rumahnya, terlebih di kamarnya sendiri. Sebagaimana seorang anak merasa bebas keluar-masuk kamar orangtuanya, saudaranya, dan lain sebagainya. Karenanya Allah swt mengajarkan agar minimaldalam tiga waktu ini siapapun dari keluarga terdekat hendaklah minta izin. Maksudnya, minta izin dengan mengetuk pintu dan mengucapkan salam ketika masuk kamar. Adapun ketiga waktu itu adalah sebelum shalatSubuh, ketika menanggalkan pakaian luar di tengah hari, dan sesudah shalat Isya'. Penjelasan lebih lanjut tentang tiga waktu ini akan kita bahas pada edisi berikutnya.
Foto ilustrasi: google 

Surat Cinta untuk Istriku

Surat Cinta untuk Istriku

Untuk seorang wanita yang aku cintai,
Yang padamu telah aku janjikan di saat ijab kabul dulu.
Untuk menjagamu, menghargaimu, membahagiakanmu, mencintaimu. SELALU!
Dalam senang dan sakitku .
Dan hanya maut yang memisahkan engkau dan aku.

            Istriku, sang tulang rusuk yang telah menyatu denganku…
            Aku tahu, kau sangat sibuk di hari-harimu.
            Mengurus aku ,bayi dewasamu yang terkadang bersikap menyebalkan,
            Mengurus buah hati kita yang lucu dan menggemaskan,
            Menjaga rumah tempat kita berteduh.
            Bahkan terkadang engkau juga ikut menambah rezeki bagi perekonomian kita berdua L
Maafkan aku bila belum sepenuhnya mampu membahagiakan dan mengabulkan semua pintamu.
Maafkan aku bila belum sepenuhnya  ada di sisimu setiap saat engkau butuh.
Maafkan aku yang  terkadang kerap membuatmu kebingungan karena diamku.
Maafkan aku yang terkadang menjadi egois , hanya ingin di layani tanpa pernah tahu seperti apa melayani itu.
Maafkan aku yang terkadang  membuatmu menangis diam-diam karena  meninggalkanmu untuk secuil kesenanganku.
Maafkan aku  L

Istriku, perempuan paling cantik dihatiku….
Di hari-harimu yang lelah,
Izinkan aku, suamimu mencurahkan perasaan terdalamku kepadamu.
Agar tak kulihat lagi kebingunganmu,
Tak kudengar lagi sedu sedanmu
Karena keegoisanku.
Aku ingin selamanya engkau ada di sisiku,
Tak tergerus kebosanan apalagi kebimbangan  melalui  jalan hidup denganku.

            Istriku,  bidadari paling indah di mataku…
            Aku tak pernah melarangmu untuk bersenang – senang dari kerja kerasku.
            Engkau berhak untuk itu.
            Aku hanya meminta satu hal terbaik darimu.
            Cermatlah berhitung, ingatlah setelah hari ini ada hari esok.
            Simpanlah sebanyak yang bisa engkau simpan sayang.
Untuk kita menua, untuk anak-anak buah cinta kita.

Istriku, sekuntum bunga yang selalu merekah di kepalaku….
Maukah engkau memasakkan makanan buatku setiap hari?
Setiap masakan yang di racik dengan 2 tanganmu yang lembut itu,
Padahal hanya bermenu sederhana, tetapi terasa lebih nikmat dari pada Restoran Padang nomor wahid yang pernah aku coba.
Tahukah engkau kenapa sayang?
Karena aku tahu, di dalam makanan itu, di bumbui peluh cinta dan pengorbanan darimu.

            Istriku, yang engkaulah segalanya bagiku…
            Bila aku kembali ke rumah di hari – hari lelahku,
            Sambutlah aku dengan senyum manis, tubuh harum dan pakaian terbaikmu.
            Aku sedih melihatmu kalau bermuka muram, berdaster lusuh dan bau peluh.
            Aku merasa telah gagal menjadi laki-lakimu L
Jadilah engkau istriku seperti obat kuat bagi hari-hariku, bukan pematik kegagalan bagi harga diriku.       

Istriku, Ibu dari anak-anak terkasihku…
Jadilah istri dan ibu yang baik bagiku dan anak –anak kita.
Pada matamu yang berpijar  aku mampu menatap hari depan yang terkadang berat aku lalui.
Aku percaya  engkau adalah pilihan terbaik yang datang dari Tuhan buatku.
Terima kasih untuk semua pengertian dan pengorbananmu.
Engkau wanita terhebat dan selalu akan hebat dalam hatiku.
Jadilah bidadariku di dunia dan di akhirat kelak. Selamanya berdua!

Salam hangat penuh cinta dariku…
Suamimu