Halaman

Saturday, March 18, 2017

MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Perkembangan Moral

MAKALAH
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Perkembangan Moral


Dosen Pembimbing:
Hernik Farisia
Disusun Oleh:
1.     Islahun ni’mah
2.     Devita
3.     Nuril aula syani


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2014












KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah psikologi perkembangan yang membahas tentang perkembangan moral. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad saw, keluarga serta sahabat-sahabatnya.
Penulis menyadari bahwa makalah yang kami susun tak luput dari kekurangan, maka saran dan kritik yang membangun kami harapkan dalam menyempurnakan yang terbatas ini., semoga tulisan ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Surabaya, 17 Pebruari 2014
Penulis



DAFTAR ISI
1.      Halaman sampul                                                                                        1
2.      Kata pengantar                                                                                          2
3.      Daftar isi                                                                                                   3
4.      BAB I (PENDAHULUAN)
a.       Latar belakang                                                                                                4
b.      Rumusan masalah                                                                               4
c.       Tujuan                                                                                                 4
5.      BAB II (PEMBAHASAN)
a.       Pengertian Perkembangan Moral                                                        5
b.      Teori Perkembangan Moral                                                                 5
1.      Teori Piaget                                                                                   5
2.      Teori Kohlberg                                                                              6
3.      Teori Pikiran (Theory Of Mind)                                                    8
6.      BAB III (PENUTUP)
a.       Kesimpulan                                                                                         9
b.      Saran                                                                                                   9
7.      Daftar pustaka                                                                                          10






BAB I
PENDAHULUAN
1.     Latar Belakang
Masyarakat tidak dapat berfungsi tanpa aturan yang memberitahukan mengenai bagaimana berkomunikasi satu sama lain, bagaimana menghindari untuk menyakiti orang-orang lain, dan bagaimana bergaul dalam kehidupan pada umunya. Anak-anak dengan remaja memiliki pemahaman berbeda mengenai peraturan.Begitu juga remaja memiliki pandangan yang berbeda dengan orang tua dan sebaliknya.Hal ini menunjukkan bahwa adanya perkembangan dalam penalaran dan moral dari setiap individu.
Dari berbagai individu yang menunjukkan semua perbedaan dari setiap tingkah dan perilakunya akan dibahas melalui teori-teori tentang perkembangan moral. Perkembangan moral ini merupakan salah satu topik pembahasan tertua bagi mereka yang tertarik pada perkembangan manusia atau setiap individu.
Pada zaman ini, kebanyakan orang memiliki pendapat yang kuat, tidak hanya tentang perilaku moral dan immoral, akan tetapi seharusnya perilaku moral ditanamkan pada anak-anak.
Untuk itu, kita akan mulai pembahasan mengenai perkembangan moral mulai dari tahap-tahap perkembangan moral, karakteristik perkembangan moral, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral, perbedaan individual, ciri-ciri perkembangan moral, dan upaya pengembangan moral pada remaja, menurut berbagai teori yang mengemukakan tentang perkembangan moral.
2.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, rumusan masalah yang ingin dikaji dalam makalah ini adalah
1.Bagaimana tahap perkembangan moral dari usia anak-anak hingga remaja?
2.Bagaimana karakteristik perkembangan moral?
3.Apa yang menjadi faktor perkembangan moral?
4.Bagaimana ciri-ciri perkembangan moral?
3.      Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji,
1.Megkaji tahapan perkembangan moral pada anak-anak dan remaja
2.Mengetahui karakteristik perkembangan moral
3.Mengetahui faktorisasi perkembangan moral
4.Mampu mmembedakan ciri-ciri perkembangan moral



BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Perkembangan Moral
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain[1]. Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral yang disebut dengan immoral.Tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap untuk dikembangkan. Karena itu, melalui pengalamannya berinteraksi dengan orang lain misalnya dengan orang tua, saudara, teman sebaya dan guru, anak belajar memahami tentang perilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku mana yang buruk, yang tidak boleh dikerjakan.tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya. Moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang benar dan yang salah.Dengan demikian, moral merupakan kendali dalam bertingkah laku.Oleh sebab itu mereka akan melakukan suatu tindakan, dimana tindakan tersebut akan ternilai sebagai tindakan moral yang ternilai baik atau sebaliknya.
Disamping adanya perkembangan sosial, anak-anak usia pra sekolah juga mengalami perkembangan moral. Adapun yang dimaksud dengan perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain[2]. Saat anak – anak dilahirkan tidak memiliki immoral, namun mereka memiliki potensi moral yang siap dikembangkan. Melalui pengalaman berinteraksi dengan orang lain, mereka akan belajar memahami tentang perilaku mana yang baik  dan yang buruk.
Untuk memahami perkembangan moral, kita harus memiliki pertanyaan dasar: pertama, bagaimana seseorang mempertimbangkan dan berpikir mengenal keputusan moral?. Kedua, bagaimana sesungguhnya seseorang berperilaku dalam situasi moral?. Ketiga, bagaimana seseorang merasakan hal-hal yang berhubungan dengan moral?. Keempat, apa yang menjadi kepribadian moral individu?
2.     Teori-teori perkembangan moral

a.Teori kognitif piaget tentang perkembangan moral
Teori kognitif piaget mengenai pengembangan moral melibatkan prinsip-prinsip dan proses-proses yang sama dengan pertumbuhan kognitif yang ditemui dalam teorinya tentang perkembangan intelektual. Bagi peaget perkembangan moral digambarkan melalui aturan permainan.
   Karena itu hakikat moralitas adalah kecenderungan untuk menerima dan menaati sistem peraturan. Berdasarkan hasil observasinya terhadap aturan-aturan permainan yang digunakan anak-anak, piaget menyimpulkan bahwa pemikiran anak-anak tentang moralitas dapat dibedakan atas dua tahap, yaitu tahap heteronomous morality dan autonomous morality[3].
   Heteronomous morality atau morality of constrains ialah tahap perkembangan moral yang terjagi pada anak-anak usia kira-kira 6 hingga 9 tahun[4]. Dalam tahap berpikir ini anak-anak menghormati ketentuan-ketentuan suatu permainan sebagai sesuatu yang bersifat suci dan tidak dapat dirubah, karena berasal dari otoritas yang dihormatinya. Anak-anak pada masa ini yakin akan keadilan immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan segera diajtuhkan. Mereka percaya bahwa pelanggaran diasosiasikan secara otomatis dengan hukuman, dan setiap pelanggaranakan dihukum menurut tingkat kesalahan yang dilakukan seorang anak dengan mengabaikan apakah kesalahan itu disengaja atau kebetulan.
   Autonomous morality of cooperation ialah tahap perkembangan moral yang terjadi pada anak-anak usia kira-kira 9 sampai 12 tahun. Pada tahap ini anak mulai sadar bahwa aturan-aturan dan hukuman-hukuman tercipta oleh manusia dan dalam menerapkan suatu hukuman atas suatu tindakan harus mempertimbangkan maksud pelaku atau akibat-akibatnya.Bagi anak-anak dalam tahap ini, peraturan-peraturan hanyalah masalah kenyamanan dan kontrak sosial yang telah disetujui bersama, sehingga mereka menerima dan mengakui perubahan menurut kesepakatan.Dalam tahapan ini, anak juga meninggalkan penghormatan sepihak kepada otoritas dan mengembangkan penghormatan kepada teman sebayanya. Mereka Nampak membandel kepada otoritas, serta lebih menaati peraturan kelompok sebaya atau pimpinanan.
   Anak mengalami kemajuan dari tahap moralitas heteronom ke tahap moralitas otonom dengan perkembangan struktur kognitif tetapi juga karena interaksi dengan teman-teman yang mempunyai status yang sama
b.      Teori Kohlberg tentang perkembangan moral
Teori Kohlberg tentang perkembangan moral merupakan perluas, modifikasi,dan redefeni atas teori Piaget. Teori ini didasarkan atas analisisnya terhadap hasil wawancara dengan anak laki-laki usia 10 hingga 16 tahun yang dihadapkan pada suatu dilemma moral, di mata mereka harus memeilih antara tindakan mentaati peraturan atau memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang bertentangan dengan peraturan[5]
Berdasarkan pertimbangan yang diberikan atas pertanyaan kasus dilematis yang dihadapi seseorang.Kohlberg mengklarifikasikan perkembangan moral atas tiga tingkatan (level), yang kemudian dibagi lagi menjadi enam tahap (stage).Kohlberg setuju dengan Piaget yang menjelaskan bahwa sikap moral bukan hasil sosialisasi atau pembelajaran yang diperorel dari pengalaman.Tetapi, tahap-tahap perkembangan moral terjadi dari aktivitas spontan dari anak-anak.Anak-anak memang berkembang melelui interaksi sosial, namun interaksi ini memiliki corak khusus, di mana faktor pribadi yaitu aktivitas-aktivitas anak ikut berperan.
Hal penting dari teori perkembangan moral Kohlberg adalah orientasinya untuk mengungkapkan moral yang hanya ada dalam pikiran dan yang dibedakan dengan tingkah laku moral dalam arti perbuatan nyata. Semakin tinggi tahap perkembangan moral seseorang, akan semakin terlihat moralitas yang lebih mantap dan bertanggung jawab dan perbuatan-perbuatannya.

Tabel tingkat dan tahap perkembangan moral menurut Kohlberg[6]
Tingkat
Tahap
1.      Prakovensional moralitas
Pada level ini anak mengenal moralitas berdasarkan dampak yang ditimbulkan oleh suatu perbuatan, yaitu menyenangkan (hadiah) atau menyakitkan (hukuman). Anak tidak melanggar aturan karena takut akan ancaman hukuman dan otoritas
2.      Konvensional
Suatu perbuatan dinilai baik oleh anak apabila mematuhi harapan otoritas atau kelompok sebaya


3.      Pasca konvensional
Pada level ini aturan dan institusi dari masyarakat tidak dipandang sebagai tujuan akhir. Tetapi diperlukan sebagai subjek. Anak mentaati aturan untuk menghindari hukuman kata hati

1.      Orientasi kepatuhan dan hukuman pemahaman anak tentang baik dan buruk ditentukan oleh otoritas. Kepatuhan terhadap aturan adalah untuk menghindari hukuman dan otoritas


2.      Orientasi hedonistic
Instrumental suatu perbuatan dinilai baik apabila berfungsi sebagai instrument untuk memahami kebutuhan atau kepuasan diri.
3.      Orientasi anak yang baik tindakan berorientasikan pada orang lain. Suatu perbuatan dinilai baik apabila menyenangkan bagi orang lain
4.      Orientasi keteraturan dan orientasi perilaku yang dinilai baik adalah menunaikan kewajiban, menghormati otoritas dan memelihara ketertiban sosial
5.      Orientasi control sosial legalistic dan semacam perjanjian antar dirinya dan lingkungan sosial. Perbuatan dinilai baik apabila sesuai
6.      Orientasi kata hari kebenaran ditentukan oleh kata hati, sesuai dengan prisip prinsip etika universal yang bersifat abstrak dan penghormatan terhadap martabat manusia

c.      Teori Pikiran (Theory Of Mind)
Teori ini merupakan pemahaman bahwa orang lain dapat memiliki kondisi-kondisi  mental yang berbeda dengan kita, yaitu pikiran-pikiran, pengetahuan, hasrat, perasaan, dan keyakinan-keyakinan yang berbeda[7].
TOM terutama berkembang dalam usia tujuh tahun pertama. Namun tidak sepenuhnya lengkap hingga mencapai  masa remaja.
TOM penting bagi keberfungsian sosial dan emosional. Jika anda memiliki TOM anda mampu menempatkan diri anda dalam posisi orang lain. Membayangkan apa yang mereka rasakan, karenanya ini merupakan bagian dari empati – kemampuan kita untuk memahami dan mengidentifikasi dengan perasaan orang-orang lain.
Telah diamati bahwa anak – anak dengan autisme kurang memiliki TOM dan ini dan ini dianggap membantu menjelaskan masalah yang mereka alami dalam keberfungsiam sosial.
TOM dianggap penting bagi perkembangan penalaran moral karena memungkinkan kita untuk berpikir tentang kondisi-kondisi mental orang lain dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang tindakan salah.

Perkembangan TOM
1.      Kendali anak-anak prasekolah mencoba mengatribusikan pengetahuan dan kondisi-kondisi mental pada orang lain, namun baru pada usia sekitar empat tahun anak-anak menunjukkan TOM yang koheren[8]
2.      TOM dianggap menunjukkan suatu perubahan kualitatif dalam berpikir pada anak-anak
3.      Umumnya anak-anak yang berkembang tidak menjawab dengan benar hingga mereka berusia empat tahun
4.      Meskipun demikian tugas TOM ini dianggap suatu yang merendahkan kemampuan anak-anak



BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
         Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Moral merupakan  gambaran dari tidakan yang dilakukan oleh seorang individu, dimana tindakan tersebut dinilai baik atau buruk yang bertujuan mengendalikan tingkah laku seseorang.
         Dalam perkembangan moral terdapat tiga teori, yaitu Teori Kohlberg, Teori Piaget, dan Teori of Mind :
1.      Teori Kohlberg, teori ini lebih mementingkan orientasinya untuk mengungkapkan moral yang hanya ada dalam pikiran dan yang dibedakan dengan tingkah laku moral dalam arti perbuatan nyata.
2.      Teori Piaget, teori ini lebih melibatkan prinsip-prinsip dan proses-proses yang sama dengan pertumbuhan kognitif yang ditemui dalam teori perkembangan intelektual. Seperti yang digambarkan melalui permainan.
3.      Teori of Mind, pemahaman bahwa orang lain memiliki kondisi mental yang berbeda-beda dengan orang lain, seperti tentang hasrat, perasaan, dan lain-lain.

B.   Saran
Berdasarkan beberapa pemaparan yang telah disampaikan di atas, diharapkan pembaca dapat lebih memahami tentang perkembangan moralterutama mengenai berbagai teori yang telah disampaikan oleh pakar psikologi.Sehingga, pembaca dapat mengambil hal-hal positif darinya.




DAFTAR PUSTAKA

                     Desmita. 1993.  Psikologi Perkembangan Peserta Didik.Jakarta:Rosda Karya.
                     Santrock, John.W. 2007 Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga.
                     Upton, Penney. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga  



[1] Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, 258
[2] Santrock, John.W. 2007 Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga
[3]Dra. Desmita, M.Si, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, 259
[4]Dra. Desmita, M.Si, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, 259
[5]Dra. Desmita, M.Si, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, 260
[6] Larner & Hultsch, 1983; Hetherington & Parke, 1979
[7]Penney Upton.Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga 2012.hal 185
[8]Penney Upton. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga 2012.hal 186

No comments:

Post a Comment