Suka Kopi?
Suka Ngerokok?
Suka Nyeni atau tangan kalian gak pernah diam?
Atau... Malah campuran ketiganya, seperti aku?
Maka ini bisa jadi mainan kecil untukmu...
Di daerah Tulungagung, yang namanya ngopi dan nyethe adalah hal yang nggak bisa dipisahkan. Pengertian nyethe sendiri adalah mengoleskan endapan kopi ke rokok. Kopi untuk nyethe ini disebut dengan kopi cethe. Di Tulungagung, warung yang menawarkan menu kopi cethe ini banyak sekali, sehingga Tulungagung juga terkenal dengan kota warung kopi cethe.
Di Tulungagung sendiri ada dua jenis kopi yang biasa dijual di warung kopi, yaitu Kopi Hitam dan Kopi Ijo. Disebut kopi hitam karena terbuat dari kopi murni tanpa campuran. Sedangkan Kopi Ijo terbuat dari campuran kopi dan kacang hijau dengan proses pengolahan tertentu. Kedua jenis kopi tersebut bisa untuk bahan cethe asalkan halus.
Langkah Keempat, kumpulkanlah ampas kopi yang sudah dikeringkan kemudian tambahi dengan beberapa tetes susu krim. Susu krim yang biasa digunakan adalah susu krim putih. Kemudian aduk sampai rata, sampai ampas kopi dan susu krim tercampur. Tambahkan beberapa tetes air kopi untuk mengencerkannya. Jika keencerannya anda rasa sudah cukup, cethe siap digunakan.
Dalam menyethe, setelah ujung alat ( stick tusuk gigi/ silet ) dicelupkan kedalam cethe, yang perlu diperhatikan adalah jangan terlalu menekankan alat ke rokok. Jika ingin mendapatkan garis yang tipis adalah dengan cara cukup menempelkannya dan mengerakkannya atau menggoreskannya secara hati-hati. Jika terlalu ditekan beresiko kertas rokok robek atau berlubang. Analoginya seperti menulis dengan pen jaman dulu, dicelup lalu digoreskan. Atau seperti orang membatik.
Budaya ini hanya ada di negara tercinta kita, Indonesia. So.. bukan cuma kopi kita yang terkenalkan!! tapi juga setiap hal yang berhubungan dengan kopi itu sendiri menjadi sangat unik jika kita mau kenal.
Bagaimana...sudah terinspirasi?
mau lebih... coba klik here untuk dapat yang bisa menginspirasi kamu lebih....
Suka Ngerokok?
Suka Nyeni atau tangan kalian gak pernah diam?
Atau... Malah campuran ketiganya, seperti aku?
Maka ini bisa jadi mainan kecil untukmu...
NYETHE...
Mainan baru untukmu yang kreatif |
Di daerah Tulungagung, yang namanya ngopi dan nyethe adalah hal yang nggak bisa dipisahkan. Pengertian nyethe sendiri adalah mengoleskan endapan kopi ke rokok. Kopi untuk nyethe ini disebut dengan kopi cethe. Di Tulungagung, warung yang menawarkan menu kopi cethe ini banyak sekali, sehingga Tulungagung juga terkenal dengan kota warung kopi cethe.
Membatik dengan ampas kopi |
Asal Usul Kopi Cethe Dan Nyethe
Sejarah nyethe sendiri sebenarnya bermula ketika para petani selesai bekerja dari sawah, kebiasaan mereka akan mampir di warung untuk ngopi dan bertemu dengan sesama petani lain untuk sekedar bercengkerama maupun mendiskusikan hal-hal seputar pertanian mereka. Nah, sambil ngopi dan ngobrol, sesekali rokok yang di hisap diolesi dengan endapan kopi yang ada di cawan. Kopinya pun tidak sehalus yang ada seperti sekarang ini atau masih kasar. Endapan kopi yang dicethekan ke rokok dan terbakar menimbulkan sensasi tersendiri. Hal ini menambah nikmatnya ngopi sambil ngobrol di warung kopi.Jenis kopi
Kopi yang digunakan untuk nyethe ini memakai bubuk kopi yang sangat halus. Untuk merekatkan endapan kopi yang halus tersebut ke rokok, ditambahkan sedikit susu cair.Di Tulungagung sendiri ada dua jenis kopi yang biasa dijual di warung kopi, yaitu Kopi Hitam dan Kopi Ijo. Disebut kopi hitam karena terbuat dari kopi murni tanpa campuran. Sedangkan Kopi Ijo terbuat dari campuran kopi dan kacang hijau dengan proses pengolahan tertentu. Kedua jenis kopi tersebut bisa untuk bahan cethe asalkan halus.
Motif Nyethe
Biasanya rokok yang di cethe membentuk motif. Motifnya pun macam – macam, mulai sulur, tulisan, tribal bahkan tokoh pewayangan juga bisa di cethe di rokok. Sehingga nyethe bisa juga di sebut batik rokok. Beberapa contoh motofnya dapat dilihat dibawah ini.Langkah Nyethe
Dalam proses pembuatan cethe, bahan yang perlu kita siapkan adalah kopi, lepek, tisyu dan susu krim. Sedangkan alat – alat untuk menggambarnya antara lain tusuk gigi, silet dan benang jahit.
Setelah kopi diaduk, diamkan sekitar 10-15 menit. Tujuan kopi didiamkan setelah diaduk adalah agar ampas kopi yang kasar dapat mengendap kedasar gelas. Setelah didiamkan tuang kopi kedalam lepek. Kopi yang dituang ke atas lepek adalah kopi dengan larutan ampas halus saja. Yang perlu diingat jangan sampai ampas kopi yang kasar ikut tertuang kedalam lepek. Karena akan menghasilkan cethe yang kasar jika sampai ikut tertuang, sehingga nantinya akan sulit digunakan untuk menggambar.
Langkah Kedua
Diamkan kembali kopi di dalam lepek selama 10-15 menit, agar ampas kopi mengendap di dasar lepek. Jika sudah terlihat ampas kopi mengendap di dasar lepek, silahkan kopi dituang perlahan dengan hati – hati ke dalam gelas. Usahakan jangan sampai goyang ketika menuangnya kembali ke dalam gelas agar ampas yang sudah terendap tidak tercampur kembali, dengan begitu kita bisa memperoleh ampas kopi yang jumlahnya cukup dan halus.
Langkah Ketiga
Keringkan endapan kopi yang ada di lepek dengan tisyu atau kertas koran, tapi jangan dulu dicampur dengan susu krim. Tujuannya agar cethe mudah dikumpulkan dan agar cethe yang dihasilkan nanti tidak terlalu encer. Karena jika dipekatkan atau diendapkan setelah kopi dicampur susu krim, ampas kopi akan menempel di tisyu/ koran.
Langkah Keempat, kumpulkanlah ampas kopi yang sudah dikeringkan kemudian tambahi dengan beberapa tetes susu krim. Susu krim yang biasa digunakan adalah susu krim putih. Kemudian aduk sampai rata, sampai ampas kopi dan susu krim tercampur. Tambahkan beberapa tetes air kopi untuk mengencerkannya. Jika keencerannya anda rasa sudah cukup, cethe siap digunakan.
Dalam menyethe, setelah ujung alat ( stick tusuk gigi/ silet ) dicelupkan kedalam cethe, yang perlu diperhatikan adalah jangan terlalu menekankan alat ke rokok. Jika ingin mendapatkan garis yang tipis adalah dengan cara cukup menempelkannya dan mengerakkannya atau menggoreskannya secara hati-hati. Jika terlalu ditekan beresiko kertas rokok robek atau berlubang. Analoginya seperti menulis dengan pen jaman dulu, dicelup lalu digoreskan. Atau seperti orang membatik.
Selamat Nyetheeee, dude!! |
Bagaimana...sudah terinspirasi?
mau lebih... coba klik here untuk dapat yang bisa menginspirasi kamu lebih....
No comments:
Post a Comment